Ada Apa Dengan Media dan Budaya?



media dan budaya
 
A. Pengertian Media


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.  Media digunakan sebagai penghubung antara pengirim dan penerima pesan.

B.     Pengertian Budaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Budaya merupakan akal budi, adat istiadat, sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju), dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah. Budaya adalah sesuatu yang sudah ada sejak dahulu yang merupakan kebiasaan dan dilestarikan secara turun temurun. Unsur-unsur media terdiri dari: Bahasa, sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian


C.     Keterkaitan Media dan Budaya

Media dan budaya saling berhubungan satu sama lain. Dengan adanya media, suatu informasi mengenai budaya tertentu dapat tersampaikan dan dapat disebarluaskan. Budaya yang disebarluaskan melalui perantaraan media, akan mempengaruhi sistem nilai, pikiran, tindakan dan perilaku manusia.

D.    Keterkaitan Media dan Representasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), representasi adalah perbuatan mewakili, atau yang diwakili, dan apa yang mewakili. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa hubungan antara media dan representasi berkaitan dengan bagaimana media digunakan sebagai sarana untuk mewakili penggambaran ulang suatu isu atau fenomena yang kemudian dimaknai sendiri oleh khalayak. Representasi yang diciptakan media dapat bersifat negatif ataupun positif bergantung bagaimana media menyampaikan informasi tersebut. Pada dasarnya, media mengkonstruksi pikiran kita agar sesuai dengan apa yang direpresentasikan media.

Terdapat 3 proses dalam representasi media, yaitu produksi pesan atau informasi yang dibuat oleh media, refrensi atau sumber yang menjadi acuan bagi khalayak untuk menilai informasi dari media berdasarkan informasi yang diperoleh sebelumnya melalui buku, agama, lingkungan, perseorangan, dan lain-lain, dan resepsi penerimaan informasi oleh khalayak. Penerimaan informasi dari khalayak akan menentukan respon khalayak apakah menerima, menolak, atau meragukan informasi dari media tersebut.

E.     Perbedaan Seksualitas dan Gender
Menurut KBBI, seksualitas merupakan ciri, sifat, atau peranan seks. Kata seks menurut KBBI, merujuk pada hal yang berhubungan dengan alat kelamin (biologis). Sedangkan gender merupakan peran atau posisi sebagai laki-laki dan perempuan yang terbentuk dari konstruksi sosial, kultural, dan berdasarkan kebudayaan

F.      Jurnalisme dan Gender
Isu-isu penting mengenar Gender, yaitu:
1. Media massa memberi tempat bagi proses legitimasi bias gender, terutama dalam menampilkan representasi perempuan. Bias gender adalah pembagian posisi atau peranan yang tidak adil antara laki-laki dan perempuan.
2. Keterlibatan perempuan hanya sedikit dalam aktivitas jurnalisme. Dalam dunia jurnalistik, laki-laki masih identik sebagai pihak yang dominan berkuasa dalam mengambil keputusan. Sangat jarang para petinggi di bidang jurnalistik merupakan kalangan wanita. Sebagian besar jabatan-jabatan tinggi di dunia jurnalistik masih dipegang oleh laki-laki.
3. Kepentingan ekonomi dan politik menuntut para pemilik media tunduk pada industri atau pasar yang memang lebih premisif terhadap jurnalisme yang tidak sensitif gender. Sebagian media memiliki kecenderungan untuk membahas hal-hal yang berbau politik untuk mempertimbangkan sesuatu berdasarkan perhitungan finansial media. Hal ini menyebabkan media cenderung mencari aman dengan menghindari berita-berita yang berbau masalah gender.
4. Regulasi media yang ada saat ini tidak sensitif gender, Kode Etik Jurnalistik, dan UU Pers kurang memperhatikan media dan budaya.
Kurang jelasnya regulasi yang mengatur media mengenai pembahasan media dan budaya, menyebabkan masih kurang pahamnya media ketika mengangkat isu mengenai gender. Namun demikian, media di bidang jurnalistik terus berusaha merombak dan memperbaiki sistem untuk lebih menyesuaikan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
G.    Studi Kasus
Kasus pembunuhan dan mutilasi Heri Santoso terjadi tahun 2008 di Jakarta, telah menjadi debat nasional. Pembunuhnya, Verry Idham Henyansyah juga dikenal sebagai Ryan, mengaku membunuh 10 orang dan divonis hukuman mati oleh pengadilan Indonesia.

Menurut Erlangga Masdiana, seorang kriminolog dari Universitas Indonesia: “…Para homoseks ini membunuh dengan cara sadis, tak perlu heran bila menilik dari dunia mereka. Kelompok dengan perilaku seksual berbeda memang terbiasa dekat dengan dunia kekerasan. Kelompok ini biasa mengancam atau melakukan pemaksaan jika orang yang diajaknya berhubungan intim menolak. Orang dengan kebiasaan seperti itu tentu bisa melakukan kejahatan lebih besar.”

Dalam hal ini, media memberikan gambaran bahwa seorang homoseks merupakan hal negatif yang identik dengan kekerasan. Media mengeksploitasi perbedaan ini dengan melebih-lebihkan headline atau konten daripada menyediakan ruang dan suara bagi yang lemah sehingga ke depan dapat memberdayakan mereka untuk mengambil peran aktif dalam proses pembuatan keputusan (Nugroho, Nugraha et al., 2012). Dengan demikian, dalam pikiran khalayak sudah terkonstruksi bahwa homoseks merupakan kelompok minoritas yang diberi label ‘tidak normal’ dan kaum homoseks mendapat representasi buruk di dalam masyarakat.


Kaum GAY tergolong kaum Marginal, Bagaimana Representasi media terhadapnya?
 
Jupiter

Kaum GAY tergolong kaum Marginal, bagaimana Representasi media terhadapnya?


Siapa sih yang gak tau Jupiter Fortissimo?? Aktor tampan yang sempat terus muncul mewarnai dunia Ftv Indonesia ini mengalami nasib yang kurang baik. Setelah ia sempat diperbincangkan masyarakat karena pengakuannya sebagai seorang Gay, baru-baru itu sempat heboh ia dikabarkan akan menikah. Namun, seusai kenalkan calon istri di hadapan media, Jupiter justru tertangkap tangan membawa satu paket shabu pada 10 Mei 2016 yang lalu. Ia bersama dengan bandar serta 3 rekannya ditangkap oleh pihak berwajib saat sedang melakukan transaksi di sebuah karaoke di Jakarta.

Penangkapan Jupiter ini membuat banyak orang terkejut. Para netizen beranggapan bahwa pengakuannya lepas sebagai Gay dan hubungannya dengan Widuri Agesti yang akan melangsungkan pernikahan hanyalah sensasi dan settingan untuk menghilangkan julukan Jupiter sebagai seorang Gay. Isu ini sangat kencang beredar di kalangan masyarakat.

Pada akhirnya ia pun mendekam di dalam penjara hingga detik ini. Setelah 2 tahun berlalu, beredar foto kondisi Jupiter di dalam sel tahanan yang tampak lebih kurus, berkumis, serta tangan dan kakinya terdapat bintik-bintik merah. Meskipun kondisinya yang memprihatinkan itu tersebar, bukannya respon positif yang diberikan oleh netizen tetapi justru comment negatif yang mengatakan bahwa Jupiter mengidap HIV AIDS akibat perlakuannya (JambiTribunNews.com, 2018).

Melihat kasus tersebut, sungguh sangat miris pandangan masyarakat terhadap kaum Gay. Pada dasarnya kaum Gay tergolong kelompok Marginal yang memiliki makna yang berhubungan dengan kelompok yang terpinggirkan dan perlu perhatian khusus menurut KBBI. Kaum Gay dimata masyarakat dipandang sebelah mata dan langsung tertuju pada hal-hal yang negatif.

Dalam kasus Jupiter ini, Masyarakat terlalu menjudge semua kelakuannya berdasarkan orientasi seksualnya saja. Padahal jika dilihat, apa yang dilakukan oleh Jupiter tidak merugikan pihak manapun. Hal ini merupakan pilihan hidupnya yang bahkan dia sendiripun sebenarnya pasti tidak tau asal muasal orientasi seksualnya yang berbeda tersebut.

Kasus-kasus LGBT di Indonesia memang sangat kontroversial dan belum mendapatkan tempat yang layak di kalangan masyarakat. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa kaum LGBT, termasuk kaum Gay ini pasti ada disekitar kita. Mengingat kaum Gay merupakan kelompok Marginal, seharusnya kita bisa menerima mereka dan memandang mereka sederajat dengan kita. Jangan semata-mata kita menjudge mereka dengan hal-hal negatif. Hal ini dapat membuat mental para Gay juga tertekan.

Mungkin saja dalam kasus ini, seorang Jupiter merasa sangat tertekan dengan publik yang terus memandangnya sebagai orang yang tidak baik atau memandangnya secara negatif. Bahkan setelah ia mengumumkan akan menikah dengan seorang wanitapun, ia justru dihujat habis-habisan oleh para netizen. Mungkin saja ini menyebabkan mental break down bagi diri Jupiter secara pribadi sehingga ia berlari mencari solusi. Karena terus mendapat tekanan dari masyarakat iapun mengambil jalan pintas dengan menggunakan narkoba karena saking depresinya. Tidak ada yang tau kebenarannya, semua itu hanya spekulasi beberapa kalangan yang respect terhadap kasus yang menimpa Jupiter, salah satu kaum minoritas dan terpinggirkan di Indonesia bahkan dunia.

Semakin tingginya pandangan negatif masyarakat terhadap kaum marginal, salah satunya Gay ini, sebetulnya juga dipengaruhi faktor media. Media merepresentasikan Gay sebagai orang-orang yang tidak normal, bahkan disebut-sebut melakukan hal-hal yang “gila”. Dalam salah satu berita online yang berjudul “2 Tahun di Bui Karena Konsumsi Narkoba, Begini Kabar Baru Jupiter Fortissimo, Penyakitnya Heboh” (Jatim.tribunnews.com), disebutkan bahwa Jupiter Fortissimo seorang Gay melakukan hal-hal gila hingga ia dipenjara. Dalam berita tersebut, dipaparkan “kegilaan Jupiter berawal dari pengakuannya sebagai seorang Gay, kemudian ia bermain-main dengan narkoba bahkan sebelum ia meminang wanita. Akibat kegilaan itu, karier Jupiter mulai menurun hingga ia menghilang dari dunia hiburan.” (Jatim.tribunnews.com)

Dalam portal berita online itu pula, dijelaskan secara rinci beberapa hal “gila” yang dilakukan Jupiter sebagai seorang Gay. Mulai dari pesta narkoba dan clubbing hingga lupa waktu syuting, tertangkapnya Jupiter yang menggunakan narkoba beberapa waktu sebelum ia menikah, dan tuduhan penyakit yang ia derita di dalam penjara yaitu HIV AIDS yang sempat menjadi kontroversial di kalangan masyarakat (Jatim.tribunnews.com).

Dalam kasus tersebut, gambaran yang diberikan media kepada publik ini juga secara tidak langsung membentuk pemikiran yang sama terhadap masyarakat. Masyarakat jadi berpikiran bahwa kaum Gay merupakan kelompok orang yang melakukan hal-hal yang negatif atau dalam berita ini disebut hal “gila”. Padahal kenyataanya, kaum Gay tidak selalu dikaitkan dengan hal-hal yang berbau negatif. Namun karena masih banyak media yang merepresentasikan kaum gay demikian seperti salah satu portal berita online ini, maka masyarakat pun menilai kaum gay secara sebelah mata dan sering merendahkan kaum gay.


Kita sebagai masyarakat seharusnya tidak berbuat demikian. Kita memiliki tugas untuk ikut menghargai, menerima, dan menjaga kaum Gay karena mereka merupakan kaum marginal atau terpinggirkan yang perlu perhatian khusus dari kita. Jangan memandang sebelah mata dan langsung berpikiran negatif terhadap kaum Gay. Mereka tidak seperti apa yang media gambarkan dan tercerna di pikiran kita. Cobalah untuk memandang mereka sederajat seperti kita, karena mereka pun memiliki hak yang sama dengan kita.

Sumber:


Kamus Besar Bahasa Indonesia V

Nugroho, Y., Nugraha, LK., Laksmi, S., Amalia, M., Putri, DA., Amalia, D., 2012. Media dan Kelompok Rentan di Indonesia: Kisah dari Yang Terpinggirkan dan Ter­sisihkan (Edisi Bahasa Indonesia). Laporan. Bermedia, Memberdayakan Masyarakat: Mema­hami kebijakan dan tatakelola media di Indonesia melalui kacamata hak warga negara. Riset kerjasama antara Centre for Innovation Policy and Governance and HIVOS Kantor Regional Asia Tenggara, didanai oleh Ford Foundation. Jakarta: CIPG dan HIVOS.

Tribunnewsjambi.com. 12 April 2018. Pernah Blak-blakan Ngaku Gay, Nasib Tragis Kini Dialami Aktor Ganteng Jupiter Fortissimo. diakses dari http://jambi.tribunnews.com/2018/04/12/pernah-blak-blakan-ngaku-gay-nasib-tragis-kini-dialami-aktor-ganteng-jupiter-fortissimo?page=4 pada tanggal 12 Mei 2018.

Jatimtribunnews.com. 11 April 2018. 2 Tahun di Bui Karena Konsumsi Narkoba, Begini Kabar Baru Jupiter Fortissimo, Penyakitnya Heboh. diakses dari http://jatim.tribunnews.com/2018/04/11/2-tahun-di-bui-karena-narkoba-dan-pesta-gay-begini-kabar-baru-jupiter-fortissimo-penyakitnya-heboh?page=all&_ga=2.75328786.1202799377.1526646307-258729811.1515390521 pada tanggal 13 Mei 2018.

Komentar

Posting Komentar